Senin, 16 Februari 2009

Kreatifitas Tanpa Batas


Kreatif berasal dari bahasa Inggris to Create yang berarti mencipta atau membuat. Seorang yang kreatif mmpunyai rasa ingin tahu, mencoba-coba, suka bermain dan intuitif. Kreatif adalah suatu bakat atau kemampuan yang ada pada sebagian besar orang, yang akan memudar sebagian besar oleh lingkungan dimana kita beraktifitas dan tempat kita dibesarkan.

Kita semua adalah mahkluk kreatif, tetapi saat kita lalai mempraktikan kreatifitas kita secara rutin, ia akan lumpuh seperti otot-otot seorang joki yang tidak pernah digunakan. Hasil tes yang diberikan untuk mengukur kreatifitas pada kelompok yang berbeda mengilustrasikan hal ini. Dilaporkan dalam Break-Point and Beyond oleh George Land (Harper Business, New York, 1992), tes ini menunjukkan bahwa anak usia lima tahun mencetak skor 98%, usia sepuluh tahun 32 %, usia lima belas tahun 10 %, dan orang dewasa hanya 2%.

Hal ini menujukan semakin kita dewasa, kita semakin membatasi diri dan perilaku agar memperbesar peluang untuk diterima dalam masyarakat -tetapi dengan demikian anda juga membatasi kreatifitas anda. Semakin kita dewasa maka kita akan semakin men-spesifik-kan potensi kita. Yang menjadi masalah, seringkali untuk memfokuskan pada suatu keahlian, maka potensi lain yang sebenarnya kita miliki dan bisa kita kembangkan malah kita abaikan. Akibatnya potensi diri tersebut tenggelam bersama termakannya usia.

Manusia adalah makhluq termulia. YAKINKAH anda akan pernyataan itu? Banyak diantara kita yang lemah atau pura-pura untuk lemah ketika kita belum bisa meyakini hal tersebut. Padahal itulah (self bad image) yang membuat kita lemah. Ketika kita dihadapi pada suatu masalah yang tidak sesuai dengan bidang keahlian kita, dengan alasan ‘tidak bisa’ seringkali kita dengan mudah menyerah tanpa ada upaya untuk belajar menghadapinya. Alasan seperti itu lebih merupakan dalih atas kemalasan kita untuk mengembangkan potensi diri terhadap suatu hal yang baru daripada alasan ketidakmampuan sebab hakikatnya tidak ada yang tidak bisa jika kita mau belajar dan menjalaninya dengan tekun. Yakinlah dengan adanya otak kanan dan kiri yang dimiliki serta Brain dan Mind yang meliputinya bisa menjadikan kita memiliki kekuatan tanpa batas.

- Otak kanan bersifat kreatif, impulsif, dan imajinatif sehingga mampu mengapresiasi seni, nilai-nilai moral, nilai-nilai spiritual, dan kebijaksanaan hidup.

- Otak kiri, bersifat analitis, logis, linier, teratur, bertahap dan berurutan, seperti bahasa, bicara, angka, dan matematik.

Perpaduan antara penggunaan kedua bagian otak tersebut dapat menciptakan sesuatu yang luar biasa jika kita menggunakannya secara optimal. Dengan organ tubuh yang tidak lebih besar dari bola sepak itulah tercipta peradaban yang kita kenal sekarang ini.

Dengan keajaiban dan kemampuan otak kita yang tidak terbatas, maka kita seharusnya sadar bahwa banyak yang bisa kita perbuat di dunia ini dari pada hanya berkutat dalam satu hal. Sering kita mendengar dengan alasan profesionalisme maka seseorang terus-menerus mengembangkan potensinya hanya pada satu bidang. Akibatnya kita menjadi banyak tahu tetapi hanya dalam sedikit hal. Saat ini dalam masyarakat kita sudah tertanam kuat persepsi –khususnya untuk alasan masa depan- bahwa dengan memiliki keahlian yang terspesialisasi maka akan mudah untuk diterima dalam suatu pekerjaan. Hal ini dapat menjadi bumerang untuk kita manakala kita tidak bisa lagi menyalurkan bakat pada media yang sesuai dengan keahlian kita. Sebagai contoh, seorang pilot akan sulit untuk menyalurkan keahliannya jika tidak bekerja di bidang penerbangan. Ketika ia keluar dari pekerjaannya maka ia akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan lain karena makin spesifik suatu keahlian maka makin sedikit pula lapangan kerja yang dapat kita masuki. Beda halnya jika pada saat yang bersamaan kita mengembangkan keahlian lain yang dapat dipadukan dengan keahlian sebagai pilot, misalnya keahlian menulis sehingga ketika kita keluar dari pekerjaan pilot, kita dapat menggunakan keahlian menulis untuk membuat buku –buku di bidang penerbangan sebagai tumpuan hidup.

Kalau kita lihat, suatu bidang keahlian tidak bisa berdiri terpisah dengan bidang keahlian lainnya, dan harus dipadukan dengan bidang keahlian lain untuk dapat menciptakan suatu karya ataupun keahlian yang utuh. Sebagai contoh, ketika kita mempunyai cita-cita sebagai penulis dan mempunyai bakat dalam menulis, tapi sebagus apapun tulisan kita maka tulisan tersebut tidak akan lebih dari sekedar ide/ gagasan pribadi yang dituangkan dalam sebuah narasi sistematik jika kita tidak mempunyai keahlian untuk memasarkannya. Begitu pula dengan seorang insinyur, tanpa disertai dengan kemampuan manajemen maka seorang insinyur hanya akan tetap menjadi pegawai teknis yang tidak lebih dari sebuah alat/ obyek yang selalu diatur-atur oleh pimpinan perusahaan. Oleh karena itu, mulailah kita gali semua potensi yang ada pada diri kita. Jadilah orang yang kreatif tanpa membatasi diri dalam mengembangkan potensi terhadap hal-hal yang baru. Kembangkanlah potensi-potensi tersebut seoptimal mungkin. Jadilah orang yang tahu banyak dalam banyak hal dari pada banyak tahu dalam sedikit hal karena dengan memiliki kemampuan dan pengetahuan yang luas maka kita memiliki lebih banyak pegangan dan tumpuan dalam menjalani hidup.

“Apa pun yang anda dapat anda lakukan, atau ingin anda lakukan, MULAILAH. Keberanian memiliki kecerdasan, kekuatan dan keajaiban didalamnya”

(Goethe)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar