Senin, 23 Februari 2009

GOLPUT, Haramkah ?

Sepertinya pertanyaan di atas perlu kita kaji lebih lanjut. Fenomena golput merupakan hal yang wajar di alam demokrasi. Semua warga negara Indonesia mempunyai hak untuk dipilih, memilih, dan tidak memilih. Dan itu dijamin secara hukum oleh Undang-Undang negara kita. Ketika ada fatwa yang mengharamkan Golput dan mengharuskan masyarakat untuk memilih, jelas hal itu bertentangan dengan undang-undang negara kita. Memang sebuah fatwa berada di luar dari hirarki hukum yang ada di Indonesia. Fatwa sifatnya tidak mengikat bagi setiap warga negara Indonesia sebab Indonesia bukan negara yang berlandaskan pada ajaran Islam. Namun demikian, fatwa tersebut merupakan produk hukum Islam, dan ketika fatwa tersebut telah bicara ‘haram’ maka secara otomatis melahirkan sebuah konsekuensi larangan bagi setiap umat muslim di Indonesia untuk melakukan hal tersebut dan melahirkan konsekuensi lain yaitu sebuah kewajiban untuk menghindarinya. Logikanya, ketika kita melakukan yang haram dan melanggar yang wajib maka sanksinya adalah sebuah DOSA. Masuk akalkah jika kita tidak menggunakan hak suara kita akan berdosa dan mungkin masuk neraka.
Fatwa merupakan produk hukum yang berasal dari Ijma dan Qiyas dari kalangan ulama di Indonesia. Walaupun dalam Islam ulama merupakan penerus nabi dan imam kita namun bukan berarti keputusan yang diambilnya merupakan sesuatu yang bersifat final. Bahkan dikalangan ulama di Indonesia ini sendiri hal ini masih diperdebatkan. Dalam Islam memang kita diharuskan untuk mempunyai Pemimpin/ Imam. Bahkan ketika Rasulullah meninggal, jenazahnya sampai harus ditunda dikubur selama 3 hari menunggu terpilihnya pemimpin baru yang dapat menggantikan Rasulullah. Karena keharusan tersebutlah, maka proses untuk memilih Pemimpin tersebut pun menjadi wajib untuk diikuti. Hal itulah yang dijadikan dasar dari Fatwa ini agar warga negara Indonesia khususnya umat Islam untuk mempergunakan hak suaranya dan menghindari Golput. Namun kita bisa balik bertanya, mengapa jenazah Rasulullah sampai harus ditunda selama 3 hari untuk dimakamkan menunggu terpilihnya Imam yang menggantikannya? Hal ini menunjukkan pada kita pentingnya pertimbangan yang matang dalam mengambil keputusan. Para sahabat jelas tidak sembarangan dalam memilih pemimpin pengganti Rasulullah dan berusaha mencari pemimpin pengganti sebijaksana mungkin sehingga sampai harus menunda penguburan jenazah Rasulullah. Saya bukanlah orang yang tahu banyak mengenai Agama, namun bukankah Islam menganjurkan kita untuk bijaksana dan bertanggungjawab dalam mengambil keputusan. Kita tidak bisa memilih Pemimpin secara sembarangan dan harus penuh pertimbangan dalam mengambil pilihan. Kita ambil contoh calon legislatif partai. Memang diantara sekian banyak calon pasti ada calon yang baik. Tetapi dari mana kita tahu dari sekian banyak calon tersebut mana yang baik dan mana yang buruk. Sebab dari pengalaman maupun fakta yang terjadi sekarang, setiap caleg muncul memperkenalkan diri ke masyarakat hanya pada saat beberapa bulan sebelum pelaksanaan pemilu. Belum lagi pendekatan yang dilakukan oleh para caleg cenderung pasif dan monoton, lebih banyak hanya menyebar pamflet, stiker, kalender, kaos, ataupun baligho yang menampilkan profil dirinya. Dengan waktu yang begitu sempit dan cara yang pasif, bagaimana masyarakat bisa mengenal calon-calon legislatif yang diusung partai tersebut. Dari sepengetahuan penulis, alasannya cukup simple. Hal itu merupakan salah satu rencana dan strategi kampanye mereka agar pada saat pemilihan nanti masyarakat tidak lupa dengan mereka. Alasan yang menggelikan dari seorang yang menganggap dirinya bisa mewakili kepentingan rakyat. Betapa tidak, seorang caleg seharusnya sadar bahwa pemilihan umum merupakan bentuk komitmen dari masyarakat terhadap visi misi yang ia bawa, bukan karena alasan tahu atau tidak tahu.
Menarik memang melihat fenomena pemilu sekarang -khususnya untuk pemilihan legislatif- dimana ditengah euforia demokrasi yang ditandai dengan banyaknya partai yang ikut dalam pemilu justru validitas dari hasil pemilu itu sendiri menjadi patut untuk dipertanyakan. Mengapa? Fakta yang ada di lapangan, khususnya dikalangan grass root atau masyarakat awam, sebenarnya banyak yang tidak tahu mengenai caleg-caleg yang ada dan bingung untuk memilih begitu banyaknya caleg yang diusung oleh partai yang juga sangat banyak. Persis seperti slogan iklan dari salah satu produk rokok, “ makin banyak pilihan, makin bingung milihnya”. Hal itu bukanlah sekedar slogan, karena faktanya memang demikian. Bisa dibayangkan ketika pada saat pelaksanaan pemilu, orang-orang tersebut disuguhkan lembaran-lembaran kertas besar yang penuh dengan gambar partai dan nama calon-calon yang diusungnya. Tidak hanya satu, tapi beberapa lembar kertas pemilu untuk beberapa peruntukkan, yaitu DPR RI, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kota/ Kabupaten yang jelas makin membingungkan mereka. Walaupun dengan berlakunya sistem suara terbanyak, banyak partai mengklaim bahwa para caleg-nya merupakan tokoh yang dikenal di daerah pemilihannya. Namun cukup layakkah mereka untuk dipilih. Masyarakat sudah cukup cerdas untuk menimbang kualitas dari para caleg, mana yang baik dan mana yang buruk. Ketika masyarakat memilih untuk tidak memilih karena alasan ketidaktahuan, tahu, atau justru kedua-duanya, maka layakkah pilihan untuk tidak memilih DIHARAMKAN ? Jika fatwa tersebut terus dipertahankan dan masyarakat terpaksa memilih walaupun hati nuraninya menolak, maka yang terjadi adalah pilihan yang tidak beralasan.
Jika faktanya demikian, maka perlu kita pertanyakan lebih lanjut asumsi dari beberapa kalangan politisi di negara kita, apakah fatwa ini benar-benar muncul dari pemikiran para ulama ataukah hanya sekedar pesanan dari partai yang ketakutan sebab dalam pemilu 2004 partai GolPut merupakan partai pemenang? Saya tidak mau berasumsi, anda bisa menafsirkan sendiri lebih lanjut. Yang jelas, janganlah nilai-nilai agama masuk terlalu dalam pada teritorial politik yang penuh dengan kepentingan, sebab dapat disalahtafsirkan dan dimanfaatkan demi kepentingan salah satu kelompok sehingga substansi dari nilai tersebut menjadi bias dan nilai sakral dari ajaran tersebut pun menjadi kelihatan murah. Kita sebagai umat Islam tentu tidak mau hal ini terjadi.
Fenomena Golput seharusnya bisa ditanggapi lebih bijak oleh pemerintah maupun para anggota dewan. Mereka harus introspeksi diri kenapa fenomena ini marak terjadi. Bukan malah mengambil jalan pintas untuk melarang hal itu secara represif. Karena selain alasan yang telah dijelaskan di atas, fenomena ini juga muncul karena masyarakat sudah lelah menunggu janji-janji manis para wakil rakyat ketika kampanye tak kunjung datang. Gaung politik yang pro rakyat ketika kampanye berubah arah ketika pemilu selesai. Para caleg yang menang sibuk mempertebal kantong pribadi. Partai berhibernasi selama 4 tahun ke depan dan mulai bangun keluar 1 tahun menjelang pemilu berikutnya. Selama masa tersebut, partai lebih banyak berkutat pada masalah intern partai, bukan malah menjadi infrastruktur politik yang menjembatani antara wakil rakyat di dewan dengan para konstituennya di daerah. Belum lagi banyak kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Hal inilah yang menimbulkan sikap skeptis dari masyarakat terhadap pemilu di Negara kita. Harusnya hal ini menjadi bahan introspeksi diri dari partai untuk lebih selektif dalam mencalonkan caleg dan merevitalisasi perannya sebagai infrastruktu politik yang menjembatani kepentingan rakyat. Masa 5 tahun setelah pemilu harusnya bisa menjadi ajang kader partai untuk terjun ke masyarakat dan menampung aspirasi masyarakat untuk kemudian disampaikan kepada wakil konstituen tersebut yang duduk di dewan. Dengan begitu partai bisa mengetahui siapa kadernya yang dekat dengan masyarakat dan mempunyai kontribusi dan komitmen yang kuat terhadap kepentingan publik. Dengan begitu, ketika pencalonan masyarakat sudah kenal dengan caleg di daerah pilihannya dan tingkat pemilih yang memilih golput dapat diminimalisir.
Bukanlah maksud saya untuk mengajak pembaca bersama-sama memilih Golput di pemilu nanti. Sebab untuk memilih Golput kita juga harus mempunyai alasan yang kuat kenapa memilih untuk tidak memilih. Keputusan tersebut tidak dapat hanya didasarkan pada sebuah asumsi subyektif, tetapi harus berdasarkan fakta yang kita cari kebenarannya. Karena ini merupakan suatu kewajiban, maka apa yang dilakukan maupun apa yang tidak dilakukan harus dapat kita pertanggungjawabkan. Sebab ini semua tergantung dari pribadi masing-masing. Jika ada diantara para calon yang dianggap mampu untuk mewakili aspirasi anda, maka gunakanlah hak suara anda untuk memilihnya karena jika anda tidak menggunakan hak suara anda, maka anda telah melanggar kewajiban anda sebagai warga negara, termasuk kita kaum muslimin. Begitu juga sebaliknya. Karena keputusan anda untuk memilih ataupun tidak memilih sangat menentukan nasib bangsa ini ke depan.

Hati-hati dengan Hatimu....

Sore hari di hari yang panas aku terbangun dari tidur siangku karena badan terasa gerah dan penuh dengan keringat. Dengan mata yang masih mengantuk aku berjalan gontai ke kamar mandi untuk mencuci muka. Kemudian aku pun menyalakan televisi sambil mengeringkan badan dari peluh keringat yang menempel di badan. Dengan perasaan tidak karuan karena masih mengantuk aku mengubah-ubah channel televisi tanpa tahu apa yang dicari. Di tengah-tengah kegiatan yang tidak jelas tersebut, aku melihat suatu acara yang menarik perhatianku. Acara berita yang ditayangkan oleh salah satu televisi nasional yang sering mengungkapkan kebusukan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat kita. Aku pun tertarik untuk melihatnya lebih lanjut.
Secepat serangan Blitzkrieg Nazi Jerman, rasa mengantukku pun mendadak hilang. Ada suatu perasaan kesal yang muncul pada diriku saat aku melihat tayangan televisi tersebut. Pelajaran hidup yang saya dapat adalah rasa kesal ternyata bisa menghilangkan kantuk. Obat paling mujarab dari kopi yang super pahit sekalipun.
Tayangan berita tersebut sedang mengungkapkan kebusukan di sebagian besar penjual makanan yang mencampur barang dagangannya tersebut dengan bahan kimia Formalin yang berbahaya bagi tubuh. Tujuannya adalah tidak lain untuk membuat makanan tersebut terlihat lebih segar dan awet. Tanpa rasa bersalah, salah satu narasumber itupun mengatakan bahwa dirinya tidak menyesal karena hidup sekarang susah dan harus pinter-pinter agar bisa bertahan hidup. Alasan yang menurut saya lebih pantas keluar dari orang yang hatinya rusak parah dan mempunyai akal sebesar kacang polong, seperti tokoh Patrick di film Spongebob –andaikan tokoh tersebut orang. Betapa tidak, sebab mereka tidak memikirkan akibat yang ditimbulkan di masyarakat luas. Satu hal penting dari acara tersebut yang membuat darahku mendidih adalah makanan yang sering dicampur formalin salah satunya yaitu Ikan Asin, salah satu makanan favorit GW. Damn, why it’s happened to my favourite food……..
Namun dari keseluruhan cerita tersebut, yang menjadi inti permasalahannya adalah bukan disitu. Sebagai manusia yang sama-sama mempunyai hati, kita patut bertanya dimana hati nurani para oknum tersebut. Pantaskah kesulitan hidup dijadikan justifikasi bagi pengesampingan etika dan moral. Jika kebutuhan perut telah membutakan mata hati, maka yang terjadi adalah rasio yang tidak terkontrol. Hati dan akal bagaikan joki dengan kuda tunggangannya. Jika hati sudah tidak lagi digunakan maka ibarat kuda tanpa joki, kuda tersebut akan berlari tanpa arah. Tindakan yang lahir dari pikiran yang tidak tervalidasi moral dan etika akan melahirkan tindakan yang tidak bertanggungjawab. Penipuan oleh pedagang untuk mendapatkan keuntungan lebih dengan menjual barang dagangan yang membutuhkan modal yang sedikit namun tidak layak konsumsi sudah banyak terjadi di negara kita. Tengok saja fenomena bakso boraks, tahu dan ikan yang dicampur dengan formalin, daging sapi lama yang dicampur dengan darah agar kelihatan segar kembali, produk air mineral yang diganti dengan air mentah, sampai pada gorengan yang sering kita makan sehari-hari yang dicampur dengan adonan plastik agar lebih crispy. Belum lagi kebusukan dijajaran elit pemerintahan negara kita yang banyak mempertebal kantong ditengah kesengsaraan masyarakat. Jika keadaanya sudah begini, apalagi yang bisa kita banggakan selain kejujuran dan hati yang bersih. Jika hati telah buta dan ditutupi oleh nafsu, maka terbukti hanya akan mendatangkan rugi.
Begitulah hati kita. Hati hanya akan berfungsi jika dalam keadaan terbuka. Open your heart karena hati akan menjadi penyelamatmu. Kita akan menyerap petunjuk lebih mudah, menerima hidayah lebih mudah dan berprilaku lebih mulia. Jangan biarkan hati tertutup dengan butir-butiran kotoran hati, yang akan kian menebal jika tidak segera dibersihkan. Karena pada keadaan tertentu, kotoran hati tidak dapat dibersihkan dengan hanya sekali-dua kali kilapan. Kotoran hati tersebut akan menjadi bagian dari perilaku dan sikap keseharian manusia. Oleh karena itu :

“Perhatikanlah hatimu karena ia akan menjadi pikiranmu
Perhatikanlah pikiranmu karena ia akan menjadi perkataanmu
Perhatikanlah perkataanmu karena ia akan menjadi perbuatanmu
Perhatikanlah perbuatanmu karena ia akan menjadi kebiasaanmu
Perhatikanlah kebiasaanmu karena ia akan menjadi karaktermu
Dan ……………
Perhatikanlah karaktermu karena ia akan menjadi nasibmu”.

Semuanya kembali kediri kita masing-masing. Tanyakan pada diri sendiri apa yang akan terlintas dalam hati kita pada saat ini, saat itu, dalam keadaan ini, dan jika berada dalam keadaan itu. Karena kalau bukan diri sendiri yang bertanya lalu siapa lagi…….??? Jika masing-masing dari kita sudah terbiasa mengabaikan hati nurani, maka yang tercipta adalah generasi bangsa yang apatis dan korup. So, just try to do better’ !!!

Sabtu, 21 Februari 2009

Cara Membuat Background di FlashDisk

Salah satu cara untuk membuat tampilan lebih menarik ketika kita membuka flashdisk kita adalah dengan membuat tampilan background gambar yang sesuai dengan selera kita. Bagi anda yang suka mengkustomisasi tampilan dan setting komputer anda maka dapat mencobanya. Caranya adalah sebagai
berikut :

1. Copy Script dibawah ini. Paste di notepad dan save dengan nama file dekstop.ini
2. Simpan file tersebut di drive yang ingin Diubah backgroundnya, misalnya di D
Nih Scriptnya :

Code:

[ExtShellFolderViews]
{BE098140-A513-11D0-A3A4-00C04FD706EC}={BE098140-A513-11D0-A3A4-00C04FD706EC}

[{BE098140-A513-11D0-A3A4-00C04FD706EC}]
Attributes=1
IconArea_Image=D:sp.jpg
IconArea_Text=0x00ff9900

Untuk Icon_Area_Image ( Masukkan Lokasi dari Gambar/foto yang anda punya misalnya seperti Folder
saya File Imagenya ada di D dengan nama file sp.jpg)

3. Selamat Mencoba !

Mengembalikan file *.Doc yang terkena Virus Trojan

Virus Trojan adalah virus yang sudah umum dikenal oleh pengguna komputer namun masih banyak orang yang belum mengetahui cara mengatasinya. Virus Trojan langsung menyebar ke sistem dan menyerang menyerang file *.doc ketika file yang terjangkit virus tersebut dieksekusi. File-file .doc yang terkena virus tersebut berubah ektensi menjadi aplikasi (*.exe). Biasanya file-file yang terjangkit tersebut menjadi rusak dan tidak bisa dibuka. Memang saat ini program Microsoft Word 2007 dengan file .DOCX nya cukup ampuh untuk menahan serangan virus. Selain itu kita juga bisa menyimpan file dalam format .rtf agar tahan dari serangan virus. Namun bagi kita yang terbiasa menyimpan file dalam format .doc dan masih menggunakan Microsoft Word 2003/ versi sebelumnya, hal ini cukup membuat khawatir karena umumnya di dalam file .doc terdapat data-data untuk keperluan penting, baik itu untuk keperluan tugas, laporan, dan lain-lain. Sangat menjengkelkan memang ketika komputer kita terjangkit virus trojan dan file .doc kita tidak bisa terbuka. Yang membuat kita tambah kesal adalah sebagian besar antivirus tidak bisa meng-heal file yang terjangkit. Untuk menghilangkan virus tersebut, sebagian besar antivirus –termasuk kaspersky- hanya menyediakan pilihan delete, sehingga otomatis file akan ikut terhapus. Namun jangan khawatir, karena sesungguhnya file yang terhapus adalah file duplikat dari virus trojan dan file yang asli di-hidden dalam sistem. Cara mengatasinya cukup mudah dan tidak memerlukan kemampuan khusus untuk menguasainya.
  1. Scan komputer dengan Antivirus
  2. ketika proses scanning telah selesai dan virus terdeteksi -jika yang ada hanya pilihan untuk men-delete- maka pilih saja pilihan tersebut dan lanjutkan
  3. ketika semua file yang terkena virus telah diproses, maka keluar dari program antivirus. Anda akan mendapati file-file anda hilang terhapus, jangan khawatir karena kita akan mengembalikan file .doc yang asli
  4. Masuk command prompt dengan mengetik cmd pada menu Run
  5. Masuk ke partisi dimana file anda tersimpan, misalnya anda menyimpan file anda di partisi G, maka ketik g: pada command prompt untuk masuk ke partisi tersebut
  6. Jika anda telah masuk ke partisi tersebut, ketik attrib -s –h /s /d, tekan enter dan tunggu hingga proses pengembalian file selesai yang ditandai dengan perpindahan baris baru di command prompt
  7. Setelah proses selesai, keluar dari command prompt dan lihat hasilnya di lokasi dimana file tersebut disimpan, file anda akan kembali seperti semula

Selamat mencoba !

Senin, 16 Februari 2009

Kreatifitas Tanpa Batas


Kreatif berasal dari bahasa Inggris to Create yang berarti mencipta atau membuat. Seorang yang kreatif mmpunyai rasa ingin tahu, mencoba-coba, suka bermain dan intuitif. Kreatif adalah suatu bakat atau kemampuan yang ada pada sebagian besar orang, yang akan memudar sebagian besar oleh lingkungan dimana kita beraktifitas dan tempat kita dibesarkan.

Kita semua adalah mahkluk kreatif, tetapi saat kita lalai mempraktikan kreatifitas kita secara rutin, ia akan lumpuh seperti otot-otot seorang joki yang tidak pernah digunakan. Hasil tes yang diberikan untuk mengukur kreatifitas pada kelompok yang berbeda mengilustrasikan hal ini. Dilaporkan dalam Break-Point and Beyond oleh George Land (Harper Business, New York, 1992), tes ini menunjukkan bahwa anak usia lima tahun mencetak skor 98%, usia sepuluh tahun 32 %, usia lima belas tahun 10 %, dan orang dewasa hanya 2%.

Hal ini menujukan semakin kita dewasa, kita semakin membatasi diri dan perilaku agar memperbesar peluang untuk diterima dalam masyarakat -tetapi dengan demikian anda juga membatasi kreatifitas anda. Semakin kita dewasa maka kita akan semakin men-spesifik-kan potensi kita. Yang menjadi masalah, seringkali untuk memfokuskan pada suatu keahlian, maka potensi lain yang sebenarnya kita miliki dan bisa kita kembangkan malah kita abaikan. Akibatnya potensi diri tersebut tenggelam bersama termakannya usia.

Manusia adalah makhluq termulia. YAKINKAH anda akan pernyataan itu? Banyak diantara kita yang lemah atau pura-pura untuk lemah ketika kita belum bisa meyakini hal tersebut. Padahal itulah (self bad image) yang membuat kita lemah. Ketika kita dihadapi pada suatu masalah yang tidak sesuai dengan bidang keahlian kita, dengan alasan ‘tidak bisa’ seringkali kita dengan mudah menyerah tanpa ada upaya untuk belajar menghadapinya. Alasan seperti itu lebih merupakan dalih atas kemalasan kita untuk mengembangkan potensi diri terhadap suatu hal yang baru daripada alasan ketidakmampuan sebab hakikatnya tidak ada yang tidak bisa jika kita mau belajar dan menjalaninya dengan tekun. Yakinlah dengan adanya otak kanan dan kiri yang dimiliki serta Brain dan Mind yang meliputinya bisa menjadikan kita memiliki kekuatan tanpa batas.

- Otak kanan bersifat kreatif, impulsif, dan imajinatif sehingga mampu mengapresiasi seni, nilai-nilai moral, nilai-nilai spiritual, dan kebijaksanaan hidup.

- Otak kiri, bersifat analitis, logis, linier, teratur, bertahap dan berurutan, seperti bahasa, bicara, angka, dan matematik.

Perpaduan antara penggunaan kedua bagian otak tersebut dapat menciptakan sesuatu yang luar biasa jika kita menggunakannya secara optimal. Dengan organ tubuh yang tidak lebih besar dari bola sepak itulah tercipta peradaban yang kita kenal sekarang ini.

Dengan keajaiban dan kemampuan otak kita yang tidak terbatas, maka kita seharusnya sadar bahwa banyak yang bisa kita perbuat di dunia ini dari pada hanya berkutat dalam satu hal. Sering kita mendengar dengan alasan profesionalisme maka seseorang terus-menerus mengembangkan potensinya hanya pada satu bidang. Akibatnya kita menjadi banyak tahu tetapi hanya dalam sedikit hal. Saat ini dalam masyarakat kita sudah tertanam kuat persepsi –khususnya untuk alasan masa depan- bahwa dengan memiliki keahlian yang terspesialisasi maka akan mudah untuk diterima dalam suatu pekerjaan. Hal ini dapat menjadi bumerang untuk kita manakala kita tidak bisa lagi menyalurkan bakat pada media yang sesuai dengan keahlian kita. Sebagai contoh, seorang pilot akan sulit untuk menyalurkan keahliannya jika tidak bekerja di bidang penerbangan. Ketika ia keluar dari pekerjaannya maka ia akan sulit untuk mendapatkan pekerjaan lain karena makin spesifik suatu keahlian maka makin sedikit pula lapangan kerja yang dapat kita masuki. Beda halnya jika pada saat yang bersamaan kita mengembangkan keahlian lain yang dapat dipadukan dengan keahlian sebagai pilot, misalnya keahlian menulis sehingga ketika kita keluar dari pekerjaan pilot, kita dapat menggunakan keahlian menulis untuk membuat buku –buku di bidang penerbangan sebagai tumpuan hidup.

Kalau kita lihat, suatu bidang keahlian tidak bisa berdiri terpisah dengan bidang keahlian lainnya, dan harus dipadukan dengan bidang keahlian lain untuk dapat menciptakan suatu karya ataupun keahlian yang utuh. Sebagai contoh, ketika kita mempunyai cita-cita sebagai penulis dan mempunyai bakat dalam menulis, tapi sebagus apapun tulisan kita maka tulisan tersebut tidak akan lebih dari sekedar ide/ gagasan pribadi yang dituangkan dalam sebuah narasi sistematik jika kita tidak mempunyai keahlian untuk memasarkannya. Begitu pula dengan seorang insinyur, tanpa disertai dengan kemampuan manajemen maka seorang insinyur hanya akan tetap menjadi pegawai teknis yang tidak lebih dari sebuah alat/ obyek yang selalu diatur-atur oleh pimpinan perusahaan. Oleh karena itu, mulailah kita gali semua potensi yang ada pada diri kita. Jadilah orang yang kreatif tanpa membatasi diri dalam mengembangkan potensi terhadap hal-hal yang baru. Kembangkanlah potensi-potensi tersebut seoptimal mungkin. Jadilah orang yang tahu banyak dalam banyak hal dari pada banyak tahu dalam sedikit hal karena dengan memiliki kemampuan dan pengetahuan yang luas maka kita memiliki lebih banyak pegangan dan tumpuan dalam menjalani hidup.

“Apa pun yang anda dapat anda lakukan, atau ingin anda lakukan, MULAILAH. Keberanian memiliki kecerdasan, kekuatan dan keajaiban didalamnya”

(Goethe)